MEMPRAKTEKKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI SURVIVAL LANGUAGE

Abstract

Mahasiswa yang mengambil Speaking VI di Sastra Inggris Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ditugasi bercakap-cakap dengan orang Amerika, Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Irlandia, Skotlandia, atau Afrika Selatan. Mereka tergolong penutur asli bahasa Inggris (English Native Speakers/ENS). Maka, mahasiswa harus berbahasa Inggris untuk melaksanakan tugas itu. Dalam konteks ini, bahasa Inggris berfungsi sebagai survival language karena jika mereka tidak menggunakannya, percakapan tidak berlangsung. Ini berarti tidak lulus ujian. Mahasiswa ditempatkan dalam posisi point of no return.